Sejarah Tugu Jogja

hakcipta : jurnalisjogja.wordpress.com
Tugu Jogja? Tentu anda pernah mendengar tentang tugu Jogja bahkan pernah melihatnya. Kata orang kalau datang ke Jogja tapi belum melihat tugu Jogja belum afdol atau belum dapat dikatakan sudah pernah ke Jogja. Kota Jogja sendiri tidak dapat terlepas dari keberadaan tugu Jogja ini. Tugu jogja adalah sebuah peninggalan sejarah yang menjadi saksi bisu  perkembangan kota Jogja dari Jogja yang tradisional menjadi Jogja modern yang kita kenal saat ini. Tugu Jogja menyimpan berbagai sejarah dari awal pembangunan kerajaan Jogja, penjajahan Hindia Belanda hingga kemerdekaan Indonesia dan bergabungnya Jogja menjadi NKRI.

Tapi tahukah anda bahwa tugu Jogja yang saat ini anda dan orang lain lihat adalah bukan bangunan asli pada pembangunan tugu Jogja pertama kali. Saya juga baru tahu setelah mendengar cerita dari pakdhe saya, hehehe.. Ternyata tugu Jogja pernah mengalami perombakan yang signifikan pada saat penjajahan Hindia Belanda itu dari cerita pakdhe saya.

Berikut ulasan tentang sejarah tugu Jogja dan filosofi yang terkandung di dalamnya.
Tugu Jogja berada di tepat tengah-tengah perempatan pertemuan antara jalan P. Mangkubumi
yang berada di sisi selatan, jalan AM Sangaji yang berada di sisi utara, jalan Jend. Sudirman di sisi timur, dan jalan Pangran Diponegoro yang berada di sisi barat. Saya pernah ke tugu Jogja dan memang betul tugu Jogja berada di tepat tengah-tengah perempatan jalan itu. Tugu Jogja ini dibuat setelah setahun berdirinya keraton Jogja. Awal berdirinya keraton Jogja pakdhe saya tidak tahu secara pasti. Yang dia tahu tugu Jogja dibangun setelah Keraton Jogja oleh HB I. Kata pakdhe saya saat dibangun pertama kali tugu Jogja tidak berbentuk seperti saat ini. Yang kita lihat saat ini adalah renovasi dari pihak Hindia Belanda. Hindia Belanda tidak bertanggung jawab, ya.. asal saja merenovasi bangunan orang. Eh.. tapi tunggu dulu, kata pakdhe saya tugu Jogja direnovasi karena ada sebabnya. Jadi dulu sekitar tanggal 10 Juni 1867 kota Jogja dilanda gempa bumi. Ternyata sudah dari dulu ya Jogja rawan gempa tidak hanya pada tahun 2006. Lanjut pada cerita pakdhe saya, gempa Jogja tadi ternyata membuat bangunan tugu Jogja rusak sepertiga bagian. Karena itulah tugu Jogja direnovasi oleh pihak Hindia Belanda. Tapi tunggu dulu, tugu Jogja direnovasi oleh Hindia Belanda karena ada sebabnya. Sebanya yaitu Hindia Belanda ingin memecah belah persatuan warga Jogja dan ingin memberi kesan buruk raja terhadap warganya.

Rencana itu sudah diatur Hindia Belanda dengan merenovasi dan merubah bentuk tugu Jogja. Kata pakdhe saya dulu tugu Jogjanya bentuknya Golong-Gilik. Saya sendiri tidak tahu apa artinya. Tapi kata pakdhe saya arti dari Golong-Gilik adalah bersatunya raja dengan warganya. Bentuk Golong-Gilik dulu atasnya bulatan berbentuk seperti bola dan bawahnya berbentuk bulat panjang. Bangunan yang saat ini kita lihat sudah berbeda filosofinya dari awal bangunan tugu Jogja dulu. Bangunan yang sekarang kita lihat bagian atasnya berbentuk kerucut meruncing dan tingginya hanya sekitar 15 meter. Dan filosofi yang terkandung adalah pintu kesejahteraan bagi para pemimpin negara. Tapi sayang rencana yang disusun pemerintah Hindia Belanda tidak memecah persatuan antara raja dengan warganya.

Kata pakdhe saya, saat ini pihak keraton Yogyakarta sedang membahas apakah akan merubah bangunan tugu menjadi asli saat dulu dibangun atau tidak. Jika memang renacana itu dilaksanakan pastinya kita akan dapat melihat lagi bangunan asli tugu Jogja pada saat awal dibangun. Itulah sekilas sejarah tugu Jogja dan filosofi yang terkandung di dalamnya menurut cerita pakdhe saya. Sekian dan terimakasih
sumber :  http://sejarah.kompasiana.com/2013/10/09/cerita-pakdhe-tentang-tugu-jogja-600060.html