![]() |
hakcipta : jurnalisjogja.wordpress.com |
Tapi tahukah anda bahwa tugu Jogja yang saat
ini anda dan orang lain lihat adalah bukan bangunan asli pada
pembangunan tugu Jogja pertama kali. Saya juga baru tahu setelah
mendengar cerita dari pakdhe saya, hehehe.. Ternyata tugu Jogja pernah
mengalami perombakan yang signifikan pada saat penjajahan Hindia Belanda itu dari cerita pakdhe saya.
Berikut ulasan tentang sejarah tugu Jogja dan filosofi yang terkandung di dalamnya.
Tugu Jogja berada di tepat tengah-tengah
perempatan pertemuan antara jalan P. Mangkubumi
yang berada di sisi
selatan, jalan AM Sangaji yang berada di sisi utara, jalan Jend.
Sudirman di sisi timur, dan jalan Pangran Diponegoro yang berada di sisi
barat. Saya pernah ke tugu Jogja dan memang betul tugu Jogja berada di
tepat tengah-tengah perempatan jalan itu. Tugu Jogja ini dibuat setelah
setahun berdirinya keraton Jogja. Awal berdirinya keraton Jogja pakdhe
saya tidak tahu secara pasti. Yang dia tahu tugu Jogja dibangun setelah
Keraton Jogja oleh HB I. Kata pakdhe saya saat dibangun pertama kali
tugu Jogja tidak berbentuk seperti saat ini. Yang kita lihat saat ini
adalah renovasi dari pihak Hindia Belanda. Hindia Belanda tidak
bertanggung jawab, ya.. asal saja merenovasi bangunan orang. Eh.. tapi
tunggu dulu, kata pakdhe saya tugu Jogja direnovasi karena ada sebabnya.
Jadi dulu sekitar tanggal 10 Juni 1867 kota Jogja dilanda gempa bumi.
Ternyata sudah dari dulu ya Jogja rawan gempa tidak hanya pada tahun
2006. Lanjut pada cerita pakdhe saya, gempa Jogja tadi ternyata membuat
bangunan tugu Jogja rusak sepertiga bagian. Karena itulah tugu Jogja
direnovasi oleh pihak Hindia Belanda. Tapi tunggu dulu, tugu Jogja
direnovasi oleh Hindia Belanda karena ada sebabnya. Sebanya yaitu Hindia
Belanda ingin memecah belah persatuan warga Jogja dan ingin memberi
kesan buruk raja terhadap warganya.
Rencana itu sudah diatur Hindia Belanda
dengan merenovasi dan merubah bentuk tugu Jogja. Kata pakdhe saya dulu
tugu Jogjanya bentuknya Golong-Gilik. Saya sendiri tidak tahu apa
artinya. Tapi kata pakdhe saya arti dari Golong-Gilik adalah bersatunya
raja dengan warganya. Bentuk Golong-Gilik dulu atasnya bulatan berbentuk
seperti bola dan bawahnya berbentuk bulat panjang. Bangunan yang saat
ini kita lihat sudah berbeda filosofinya dari awal bangunan tugu Jogja
dulu. Bangunan yang sekarang kita lihat bagian atasnya berbentuk kerucut
meruncing dan tingginya hanya sekitar 15 meter. Dan filosofi yang
terkandung adalah pintu kesejahteraan bagi para pemimpin negara. Tapi
sayang rencana yang disusun pemerintah Hindia Belanda tidak memecah
persatuan antara raja dengan warganya.
Kata pakdhe saya, saat ini pihak keraton
Yogyakarta sedang membahas apakah akan merubah bangunan tugu menjadi
asli saat dulu dibangun atau tidak. Jika memang renacana itu
dilaksanakan pastinya kita akan dapat melihat lagi bangunan asli tugu
Jogja pada saat awal dibangun. Itulah sekilas sejarah tugu Jogja dan
filosofi yang terkandung di dalamnya menurut cerita pakdhe saya. Sekian
dan terimakasih
sumber : http://sejarah.kompasiana.com/2013/10/09/cerita-pakdhe-tentang-tugu-jogja-600060.html
yang berada di sisi selatan, jalan AM Sangaji yang berada di sisi utara, jalan Jend. Sudirman di sisi timur, dan jalan Pangran Diponegoro yang berada di sisi barat. Saya pernah ke tugu Jogja dan memang betul tugu Jogja berada di tepat tengah-tengah perempatan jalan itu. Tugu Jogja ini dibuat setelah setahun berdirinya keraton Jogja. Awal berdirinya keraton Jogja pakdhe saya tidak tahu secara pasti. Yang dia tahu tugu Jogja dibangun setelah Keraton Jogja oleh HB I. Kata pakdhe saya saat dibangun pertama kali tugu Jogja tidak berbentuk seperti saat ini. Yang kita lihat saat ini adalah renovasi dari pihak Hindia Belanda. Hindia Belanda tidak bertanggung jawab, ya.. asal saja merenovasi bangunan orang. Eh.. tapi tunggu dulu, kata pakdhe saya tugu Jogja direnovasi karena ada sebabnya. Jadi dulu sekitar tanggal 10 Juni 1867 kota Jogja dilanda gempa bumi. Ternyata sudah dari dulu ya Jogja rawan gempa tidak hanya pada tahun 2006. Lanjut pada cerita pakdhe saya, gempa Jogja tadi ternyata membuat bangunan tugu Jogja rusak sepertiga bagian. Karena itulah tugu Jogja direnovasi oleh pihak Hindia Belanda. Tapi tunggu dulu, tugu Jogja direnovasi oleh Hindia Belanda karena ada sebabnya. Sebanya yaitu Hindia Belanda ingin memecah belah persatuan warga Jogja dan ingin memberi kesan buruk raja terhadap warganya.